Jadi setelah gue memutuskan untuk resign dari perusahaan gue yang lama, sekarang gue ngeblog di platform sederhana ini. Tapi sebenarnya, hari ini gue sudah resmi mulai menjadi Strategic & Operational Development di Tempo Institute untuk setahun ke depan (akhirnya si pengangguran sombong memilih). Tapi hari ini gue mau bercerita tentang, akhirnya gue membuat personal name card sebagai blogger! Ahayyyyy!
BACA JUGA: Terlalu Banyak Cinta
Sebenarnya yang bikin shenang itu bukan cuma karena akhirnya punya personal name card, tapi karena gue lumayan sensitif soal design, gue shenang aja kartu nama gue di design oleh Timothy Istianto, Graphic Designer dan Illustrator dari TMV. Biasa sih gue panggilnya Timmy biches. Tapi soal graphic design sih gue sembah dah. Gue beri! Kalau buat design website ini sih yaudah dulu deh pake template dari WordPress. Kapan-kapan gue urusin.
BACA JUGA: Memilih Circle Terdekat
Sebenarnya konsep awal dari design name card ini berasal dari sahabat gue, Thomas Arie.
“Bikin aja ada sisi di kartu namamu, buat dicorat-coret. Jadi misalnya pas ketemu sama orang yang mau dikasih kartu nama itu di event apa, ditulis, “hey, kita ketemu di (nama event) loh””
Thomas Arie
Langsung lah gue setuju sama idenya. Mantap jaya mash. Gue share ide itu ke Timmy, dan dia juga suka banget sama ide ini. Proses awal adalah, Timmy mengintervew gue, dan meminta gue memilih design-design kartu nama dan design lainnya yang gue suka dari database dia, untuk mengetahui selera personal gue. Setelah ngobrol ini ituh, akhirnya negara api menyerang.
Brief:
- Minimalist design
- Representing Johana Kusnadi as a writer
- Have a white space for personal message
- Biaya produksi tidak mahal-mahal amat (soalnya gue masih jelata kemaren)
- Bisa diingat orang
Solusi dari Timmy:“
- Desain dibuat sangat simple dan less ornamental dengan 2 warna saja yaitu black and white karena warna BW itu looks professional. Jojo sendiri memang menyukai warna monokrom.
- Di sisi depan kartu nama, semua keterangan ditaruh di bawah, seperti orang kalau memberikan memo biasanya nama orangnya di bawah. Di sisi belakang ada alamat website Jojo di finishing dengan spot UV dengan shape garis-garis. Tujuan awalnya adalah untuk memberikan tekstur ke kartu nama dan juga menjadi poin pembeda dari kartu nama standar kebanyakan. Namun si elemen garis-garis ini nantinya bisa di develope untuk menjadi super grafik dari personal brand Jojo sebagai penulis, karena juga konsep garis-garis ini diambil dari garis-garis yang terdapat pada buku tulis.
- Font yang digunakan adalah Apercu Mono, font mono space hybrid yang modern tapi juga ada unsur klasik yang sekilas serupa dengan font typewriter. Font yang dibuat oleh Colophon Type Foundry ini memiliki kerning yang stabil dan juga unik. Bedanya dengan font typewriter biasanya adalah serif padaApercu Mono ini hanya ada di beberapa karakter saja, tidak dibuat di semua huruf pada font ini.
“

Puas banget gue dengan hasilnya. Dan gue sangat bangga name card gue bisa didesign oleh Timmy yang menurut gue salah satu desainer grafis terbaik yang gue kenal. Ntap. Terimakashiong Timmy dan Mas Thomas!
BACA JUGA: Viona Paramita, Nail Artist Juragan POPCOAT Spesialis “Kecil-Kecil”
BACA JUGA: Mahalnya Lingkungan Dan Network
Ntap!
LikeLike
Thanks!
LikeLike
Asik nih buat dkoleksi..
LikeLike
Ashekk
LikeLike
Keren banget kak! 👍
LikeLike
Makashiongggg Agunggg
LikeLike
Apik jo kartu nama mu.
Pernah bikin buat klien baby shop buat kartu ucapan idenya. Uhui
LikeLike
Makasiii Mas Aji :)))
LikeLike