Seringkali gue mendengar ataupun memberikan pendapat mengenai orang di sekitar gue maupun orang yang tidak dikenal secara langsung. Pendapat bisa positif ataupun negatif. Dan, terkadang kenyataannya, opini yang diberikan disuarakan tanpa research sebelumnya.


Kadang pendapat juga bisa stereotype. Misalnya nih gue kasih contoh, diambil dari kisah nyata. Waktu zaman gue masih kuliah desain grafis dan lagi libur kuliah, Papanya temen gue meminta gue mengisi liburan 2 minggu gue dengan membantu di percetakan miliknya. Yaudahlah gue pikir, bantu-bantu si Om. Lalu ketika gue sedang membantu di percetakan itu, terjadi percakapan dengan salah 1 pegawai di sana:
“Mbak Jojo, kalau nanti sudah bikin usaha sendiri atau kerja jadi orang kaya, ajak saya ya. Mbaknya kan Cina, jadi kan kaya.”
“Mbak, aku kan masih kuliah, keluargaku juga biasa aja kok.”
“Pokoknya ajak saya ya Mbak, Mbaknya kan Cina, jadi kan kaya, banyak uangnya.”
“…”
Heng. Amin aja deh ya. Padahal kenyataannya adalah, sejak lulus SMA gue udah gak pernah nerima uang dari orang tua, yang ada gue kerja dan kasih duit buat bantu keluarga gue. Kuliah telat karena nggak ada duit. Waktu gue ngiri sama semua temen gue yang kuliah dan akhirnya gue pengen kuliah juga karena pengen tambah pinter kayak mereka, gue blast apply beasiswa ke sekian banyak universitas dan nggak ada yang merespon (apalah gue pas SMA cuma anak remaja aktif yang kebanyakan gula, tanpa prestasi akademik).
Beruntungnya di 1 titik tiba-tiba gue dihubungi oleh 2 universitas dengan jurusan desain grafis yang menawarkan program beasiswa di kala gue kerja freelance dan udah nggak terfokus untuk berpikir mau kuliah. Gue memutuskan mengambil jurusan desain grafis di college dengan tawaran beasiswa parsial mereka dibandingkan universitas besar karena tidak mau membuang waktu 4 tahun lagi hanya untuk ijasah.
Satu fakta tambahan, hari pertama yang harusnya gue masuk kuliah, gue malah nggak datang. Kenapa? Karena gue kena tifus. Waktu gue memutuskan untuk kuliah, gue punya waktu nggak sampai sebulan untuk membayar biaya masuk awal 7 juta rupiah dan gue langsung kerja serabutan untuk ngumpulin uangnya. Waktu itu ya nggak gampang buat gue ngumpulin uang segitu.

BACA JUGA: Mahalnya Lingkungan Dan Network
Kadang juga mendengan opini mau menjadi seseorang dengan mendambakan sosok orang lain. Tapi sayangnya nggak tau dan nggak mau cari tau proses sosok tersebut untuk mencapai keberhasilannya. Kalau sudah taupun nggak ngaruh apa-apa juga karena nggak melakukan.



Tapi sebagian orang nggak ngeliat Lius waktu dia menjalani proses hidupnya untuk mencapai titik ini. Dia latihan gambar melulu kayak apaan tau. Tiap hari banget pokoknya.




Oke gue masih ada contoh.


Menurut gue sih Faza layak mendapatkan apa yang dia punya sekarang. Gue gak ngomong gini cuma karena dia temen gue, tapi karena memang gue ngeliat sebagian prosesnnya dia. 2 tahun sebelum dimonetize, dia kasih konten gratis berupa komik di social medianya Si Juki sampai akhirnya fanbasenya terbangun. Berapa kali gue naik pesawat bareng Faza untuk urusan kerjaan. Kalau biasanya di pesawat gue baca buku, makan, tidur, ngobrol, dia malah ngeluarin komputernya dan kerja. Gambar di pesawat. Hardcore.

Lebih lengkap tentang Lius dan Faza, nanti ya gue akan ceritakan di artikel gue yang lain. Kepanjangan. Karena gue mau cerita tentang proses mereka masing-masing dari awal sampai bisa jadi seperti sekarang. Hits.
BACA JUGA: Belajar Dari Nenek




Nah, Aan sih nggak instan untuk bisa mencapai titik itu. Zaman gue masih jadi temen gerejanya, sehari dia latihan piano selama 8 jam. Gue suka main piano, tapi gue nggak bisa dan nggak mau latihan selama itu untuk piano. Jadi gue sadar gue nggak berhak iri dengan pencapaian dia di bidang musik. Sama seperti ya gue nggak ngiri dengan pencapaian ko Chris dan Lius di bidang ilustrasi untuk entertainment industry. Ketika gue tau effort mereka seperti apa, gue sangat menghargai dan melihat kalau mereka semua berhak atas pencapaian dan berkat yang mereka dapatkan. Hits.
Next time ketika gue beropini, gue pengen melampiaskan rasa penasaran gue dulu dengan mencari tahu mengenai hal yang ingin gue beri pendapat. Dan menarik banget untuk mengetahui dan mempelajari proses mereka semua.
BACA JUGA: Name Card Baru Jojo, Design By TMV
BACA JUGA: Viona Paramita, Nail Artist Juragan Popcoat Spesialis “Kecil-Kecil”
Keren… Flbk y😁
LikeLike
pertama kali ketemu jo, di acara design cookingnya pak surianto rustan, wkt itu kl g salah gelarannya kreavi, jdi jo jg terlibat di dalamnya …
setelah selesai acara malah yg nempel sosok jo, trus stalkingin fbnya jo, chat sekali, dan akhirnya gw memutuskan untuk menikah dgn istri gw skrg ??!! ^^
tulisannya sip, humanis dan inspiring…
LikeLike
Ahahhaha terimakasih Dika. Gimana ceritanya bisa nikah sama bini yg sekarang?
LikeLike
ceritanya di next artikel ^^
LikeLike
misi kaka saya baru pertama kali baca blog kaka,tulisannya keren ey…boleh update tentang om lius dong…penasaran ih..
LikeLike
Wihhh ditunggu aja ya Shin 🙂 tiap Senin gue keluar konten kok
LikeLike
Mantap nih kak johana, kebetulan aku dan pasanganku butuh inspirasi kyk gini {y}
LikeLike
Semangat, Chris!
LikeLike
1 lagi. Artupida, yg punya carrot academy. pengorbanannya edun buat pencapaian dia skrg. . dan dia ngga ganteng.kurang jelek apa coba dia. tapi dia sakses
LikeLike
Loll saya pernah belajar gambar di sana
LikeLike
Nice one! Ini mirip sama yg gue tulis ttg sebuah harga yang dibayar utk sukses. Bedanya, punya lo ini ada real casenya. Mantap.
LikeLike
Thanks Vin!
LikeLike
Truly inspiring 😀
Lingkunganmu benar-benar ntap mbak
LikeLike
:))
LikeLike
justru skrg ini bnyk org yg mau sukses hidup enak kaya raya punya jabatan yg strategis dgn cara #INSTANT . . . kepribadian , mental , moral & karakter-sdh bnyk yg rusak . . . menghalalkan sgl cara utk bs sukses dgn cara instant . . . pendidikan drmh & di sekolah jg #TIDAK menunjang / mendukung pembentukan kepribadian , mental , moral & karakter yg baik bhwa kita hrs berusaha dgn #TEKUN & #JUJUR utk bs mencapai keberhasilan . . . orang tua memeberi contoh2 yg kurang baik malahan dgn #BANGGA scr demonstratif mengajari n memamerkan kecurangan2 kpd anak2nya . . . #SEKOLAH tidak kalah gencar memberi contoh2 kecurangan , cara2 memeras / menipu orang lain serta mencuri apa2 yg bukan haknya makanya semakin hari semakin bnyk #KORUPTOR & semakin pintar cara2 korupsinya . . Lengkaplah sdh kehancuran kepribaian , mental , moral & karakter bangsa kita . . . semoga kita semua sgr sadar bhw bangsa ini semakin #HANCUR atau menjadi lbh baik sangat tergantung kpd #PENDIDIKAN KEPRIBADIAN , MENTAL , MORAL , KARAKTER . . . bukan sekedar sekolah mengejar #NILAI-ULANGAN/UJIAN aplg klo hanya skdr mencari #GELAR .
LikeLike